Terkait dua golongan muslimin yang saling berperang, sambil berteriak langtang “Allahu Akbar… Allahu Akbar…”, Al-Habib Umar bin Hafid menyatakan bahwasanya kedua kelompok yang bertikai tersebut tidak ada satupun yang benar-benar membesarkan Allah. Orang yang faham dengan kalimat “Allahu Akbar” pasti dapat menahan diri, tidak saling membunuh satu sama lain.
Pada dasarnya kedua kelompok yang berperang tersebut tidak membesarkan Allah, melainkan hanya membesarkan akal pikiran mereka sendiri, membesarkan ideologi mereka sendiri dan membesarkan duniawi mereka sendiri.
Berikut cuplikan kalam mulia al-Habib Umar bin Hafidz:
Hari ini ada dua golongan bertengkar, masing-masing membunuh satu sama lain, sambil sama-sama meneriakan “Allahu Akbar!” (Allah Maha Besar). Demi Allah, tidak ada di antara mereka yang benar-benar membesarkan Allah!Barangsiapa yang mengerti dengan ucapan Allahu Akbar pasti dapat menahan diri.Mereka bukan membesarkan Allah. Mereka membesarkan akal pikiran mereka sendiri. Mereka membesarkan ideologi mereka sendiri. Mereka membesarkan dunia mereka sendiri.
Untuk itulah, bagi siapapun khususnya umat Islam yang ada di Indonesia terlebih para pecinta Habaib agar dapat menahan diri tidak ikut-ikutan termakan fitnah akhir zaman. Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam bersabda, dari hadits Hudzaifah radhiyallahu’anhu,
إنَّ أخوفَ ما أخاف عليكم رجل قرأ القرآن، حتى إذا رُئيت بهجته عليه وكان ردءاً للإسلام، انسلخ منه ونبذه وراء ظهره، وسعى على جاره بالسيف ورماه بالشرك، قلت: يا نبيَّ الله! أيُّهما أولى بالشرك: الرامي أو المرمي؟ قال: بل الرامي
“Sesungguhnya yang paling aku takuti menimpa kalian adalah orang yang membaca Al-Qur’an, yaitu ketika telah terlihat cahaya dalam dirinya dan menjadi benteng bagi Islam, ia pun berlepas diri dari Al-Qur’an dan membuangnya di belakang punggungnya. Lalu ia berusaha memerangi tetangganya dengan pedang dan ia menuduh tetangganya itu telah syirik. Aku (Hudzaifah) berkata: ‘Wahai Nabi Allah, (dalam keadaan ini) siapakah yang berbuat syirik, apakah yang menuduh atau yang tertuduh?’. Beliau bersabda: ‘Yang menuduh’” (Hadits Riwayat Imam Al-Bukhari dalam At-Tarikh, Abu Ya’la, Ibnu Hibban dan Al-Bazzar).
Oleh: Pecinta Rasulullah SAW dan Ibnu Munir.